29 Juni 2009

MULAI DARI DIRI SENDIRI


Kadangkala sebagai manusia, kita tidak pernah luput dari kesalahan. Baik yang disengaja maupun yang tidak. Dan ketika kita melakukan kesalahan, kita merasa enggan untuk mengakuinya bahkan meminta maaf kepada orang yang kita rugikan. Hal ini merupakan sifat alamiah yang ada pada setiap diri manusia. Tanpa memandang kedudukan, harta, usia, jenis kelamin, dan status sosial.
Begitu sulitnya untuk menerima kenyataan bahwa kita salah. Begitu mudahnya bagi kita untuk melihat kesalahan orang lain. Sedikit demi sedikit kebiasaan ini menjadi karakter yang cukup kuat pada jiwa seseorang. Hari berganti hari, tahun berlalu begitu saja tanpa perubahan yang berarti. Tanpa kemajuan yang membanggakan. Prestasi yang gagal diraih, peluang yang hilang, dan keberhasilan yang menjauhi kita seolah terasa biasa bagi kita. Seolah peluang itu akan datang kembali di lain hari. Meskipun kenyataannya peluang hanya datang sekali.
Rasa kecewa yang awalnya muncul semakin memudar seiring dengan hadirnya sebuah logika yang salah, yang “memaafkan” kesalahan kita, membiarkan peluang berlalu begitu saja. Mengatakan bahwa hal itu belum rejeki, padahal itu semua karena kita tidak siap menerima rejeki itu. Hukum Alam bahwa Kesuksesan merupakan pertemuan kesempatan dengan kesiapan. Seberapa sering anda bertemu dengan puluhan,ratusan, bahkan ribuan kesempatan tetapi anda tidak mendapatkan sedikitpun hasil yang membanggakan? Itu karena kita tidak siap. Meremehkan disiplin, menganggap bahwa musuh yang di luar harus ditaklukkan. Padahal sebenarnya yang harus kita taklukkan adalah diri kita sendiri.
Musuh terbesar kita di dunia ini adalah diri sendiri. Yang membatalkan rencana kita, yang mengagalkan bidikan kita, yang menghambat jalan kita ke depan, yang menunda pertememuan-pertemuan penting kita dengan klien. Seorang musuh, yang selalu mengikuti kita, yang wajahnya selalu ingin kita lihat dan akhirnya berkat sebuah cermin, kita dapat melihatnya. Musuh saya adalah SAYA SENDIRI.
Ketika kita kecil, kita ingin menaklukkan dunia. Seiring dengan waktu, menaklukkan dunia hanyalah sebuah mimpi karena lingkungan kita saja belum terkendali. Ketika mencoba untuk menaklukkan lingkungan sendiri, ternyata lingkungan tidak merespon karena keluarga kita juga tidak terkendali. Ketika mencoba menaklukkan keluarga, pertentangan dalam keluarga selalu muncul hingga akhirnya kutemukan bahwa yang harus ditaklukkan adalah DIRIKU SENDIRI. Ketika aku mulai menaklukkan diriku sendiri, keluargaku mulai harmonis, lingkunganku mulai ramah terhadapku dan dunia terasa begitu indah setiap hari.
Saudara, sering kita menyadari bahwa kesalahan dan kekeliruan berasal dari orang lain. Jadi kita harus memperbaiki mereka. Sebenarnya yang terpenting adalah diri kita sendiri. Bagaimana kita bisa berubah menjadi lebih baik. Berubah untuk menjadi lebih disiplin. Memimpin diri kita sendiri dulu baru kita memimpin orang lain. Pelajaran awal seorang pemimpin bukanlah belajar untuk mempengaruhi orang lain, tetapi belajar untuk mengendalikan diri. Belajar untuk mengembangkan disiplin diri. Disiplin diri tidak dibentuk hanya dalam beberapa jam atau beberapa hari tetapi dibutuhkan sebuah proses untuk mengembangkannya. Dan inilah proses untuk mengembangkan disiplin pribadi pada diri kita :
1. Mulailah dengan diri sendiri
Ada sebuah pepatah bahwa “kalau kita tolol kita ingin menaklukkan dunia. Kalau kita bijaksana kita ingin menaklukkan diri sendiri.
2. Memulai lebih dini
Mulailah sesuatu sebelum sesuatu itu dibutuhkan. Jangan terbiasa untuk menunda pekerjaan. Jika kita sering menunda maka pekerjaan akan menumpuk di belakang dan kita terpaksa mengeluarkan tenaga yang lebih besar dan waktu yang ekstra untuk menyelesaikannya. Karena kerja keras adalah kumpulan hal-hal mudah yang tidak anda lakukan ketika seharusnya anda lakukan.
3. Memulai secara kecil-kecilan
Buatlah sebuah rencana anda untuk keesokan harinya. Lakukan sedikit demi sedikit. Ingat, memiliki semuanya tidak berarti harus memilikinya sekaligus. Ini memerlukan waktu. Mulailah secara kecil-kecilan dan berkonsentrasi pada hari ini. Sebuah rencana yang kecil dean dilakukan secara disiplin akan membuat perbedaan yang besar di kemudian hari.
4. Mulailah sekarang juga
Sebelum anda menjadi “bintang” , anda harus memulai lebih dulu. Sekarang adalah waktu yang terbaik untuk memulai.
5. Nikmati perjalanan sukses anda
Dengan mengikuti proses diatas, anda akan menghadapi segala tantangan yang ada untuk menjadi sukses. Nikmati prosesnya karena sukses bukanlah suatu tujuan, sukses adalah sebuah perjalanan yang indah. Selamat menikmati perjalanan sukses anda.

Tidak ada komentar:

kaya iman............kaya hati.........

.........kaya harta..........masuk surga.......